Perkembangan mal sangat pesat, terutama di
Jakarta. Berbagai mal menghadirkan berbagai kebutuhan berbelanja yang
super lengkap, dengan ratusan brand–brand yang membuat 'kalap'.
Menemui beberapa remaja gaul Jakarta, selain
berbincang mengenai selera fashion, kami juga berbincang mengenai hobby
shopping mereka. Masing–masing di antaranya punya cara untuk berbelanja
bijak atau meredam nafsu shopping. Tetapi sebagian lagi nampak
pasrah…what happen will be will be, meski kartu kredit sudah overlimit.
Tessa Fedilla (26 Tahun), Fashion Stylist
Saat bertemu dengannya, Vemale langsung terpesona
dengan tas yang menggantung di pundaknya, dengan warna orange mencolok
dan detail tengkorak–tengkorak kecil bersusun menunjukan kesan unik.
“Aku lebih suka street style yang agak edgy. Lebih
suka yang loose dan asimetris. Jadi nggak terlalu ketat, enak aja
dipakenya. Aku sendiri nggak terlalu ngikutin fashion yang penting
nyaman dipake. Sama aku tuh orangnya nggak suka yang matching lebih suka
nabrak-nabrak warna,” ucap perempuan yang tidak menyukai gaya formal
ini.
Hari itu Tessa mengenakan koleksi butik pribadinya
Misshoundstooth yang diakunya memiliki style yang kurang lebih sama
dengan ego fashionnya, yaitu gaya street style dan cenderung tabrak
warna dan motif. Memiliki lini fashion pribadi merasa menjadi
keuntungannya, karena sejak itu ia lebih memilih mengenakan koleksi
pribadinya ketimbang berbelanja dan menghabiskan uang.
“Karena udah
punya lini brand sendiri, belanja udah hampir jarang banget. Sekarang
lebih wise belanjanya. Kalo lagi trend apa, aku bongkar- bongkar lemari
aja, terus liat apa ada yang masih bisa di mix and match atau dibikin
lebih baru,” ucap Tessa yang mengaku selalu 'kalap' untuk urusan belanja
aksesoris. Bagi Tessa aksesoris itu bisa saja pelengkap, namun dapat
memberikan sentuhan tampilan jadi beda.
Fia (19
tahun) Mahasiswa
Untuk urusan berbusana, gadis remaja ini memang
menyukai sesuatu yang bersifat Vintage. Dari motif klasik hingga celana
Boogie ataupun high waist jadi koleksi favoritnya.
“Koleksi Vintage
banyak juga kok ditemui dimana aja. Mulai Mango, Zara, New Look, Next,
bahkan kalo aku hunting di Factory Outlet Bandung gitu, banyak juga yang
vintage. Aku suka gaya Vintage karena memang seleranya nyaman di style
itu aja,” ucap Fia.
Ketika ditanya mengenai koleksi
desainer–desainer muda Indonesia yang menghadirkan ragam gaya Vintage
sekarang ini, Fia mengaku banyak yang ia suka, namun tidak jarang juga
lebih banyak yang ia tidak suka.
Untuk urusan berbelanja, perempuan
ini terbilang belum menemukan cara yang pas untuk meredam hobby
shoppingnya.
“Aku agak susah ngeredam belanja, mau bawa or nggak
bawa dompet tetep aja ada cara buat belanja. Meski ujungnya pinjem duit
temen dulu, besoknya ditransfer sama mama. Pengalaman belanja over
budget itu pernah ampe 3 kali. Dikasih kartu kredit dan overlimit,
akhirnya sekarang udah diambil dan ngak boleh pake kartu kredit lagi,”
tutup Fia sambil tak henti menahan tawanya.
Maureen (16
Tahun) Siswa
Di usia belianya, Maureen nampak terlihat lebih
dewasa dengan setelan jas dan tanktop serta legging hitam, kami
menemuinya disebuah mal yang ada di Jakarta Selatan. Saat itu bersama
seorang sahabat Maureen hendak bergegas pulang selesai berkunjung ke
reuni.
“Style fashionku, lebih suka pake blazer, jaket, sama
paling tank top, sepatu heels. Aku stylenya bisa berubah-ubah. Bisa
kadang tomboy, kadang feminin. Aku juga suka gaya androgyny,” ucap gadis
yang kini sedang senang–senangnya mengoleksi blazer dan legging print
juga kaos–kaos santai.
Dengan dalaman berwarna ungu terang dipadu
blazer biru dengan legging hitam sangat pas dengan sepatu Zara miliknya
dengan aksen liuk garis. Ditambah dengan koleksi tas LV kesayangannya
yang berukuran besar menemani penampilannya saat itu.
“Aku jarang pake
terusan, terlalu girly, ngak begitu suka. Paling banyak jeans, tanktop,
semuanya per piece jadi enak mix and match-nya.”
Punya pengalaman
menghabiskan uang hingga 3.5 juta hanya untuk membeli kaos–kaos
kesukaannya di sebuah acara Midnight Sale membuatnya harus mencari jalan
untuk meredam hobi shoppingnya ini.
“Paling bener adalah nggak bawa
dompet. Jadi kalo mau beli–beli kan punya alasan tepat, nggak bawa
dompet,” ucap gadis yang mengaku menyukai aksesoris cincin two rings
style dan aksesoris gaya etnik.
Dianita Tiastuti (25 Tahun),
Publicist Film
“Aku orangnya cuek banget, kemana-mana selalu
pake sepatu boots, celana warna-warni sama kaos. Paling pake tas yang
lucu dan unik, atau bahkan cenderung aneh-aneh. Sekarang sepatunya agak
tinggi dikit, karena premier film gini artisnya kan pasti tinggi-tinggi.
Makanya aku pake yang sedikit tinggi,” ucap Dian saat ditemui di sebuah
acara premier film.
Menggunakan wedges sepatu yang warna-warni,
sepadan dengan warna baju yang begitu colorful dan cerah warnanya,
sedikit tabrak–menabrak warna tidak masalah baginya.
“Aku memang
cenderung colorful dalam berpenampilan. Kalo warna nggak terang jadinya
kurang cerah ke kulitku. Sengaja makanya selalu warna-warni,” papar Dian
yang sedang senang mengoleksi rok–rok lucu yang bisa ia padankan
dengan koleksi sepatu boots-nya
Berbelanja bijak selalu jadi
pilihannya, “Ngak suka barang yang mahal, beli yang murah tapi dapatnya
banyak dan juga bisa stylish kenapa nggak? kacamata contohnya aku masih
bisa tuh beli yang murah–murah. Di lapak-lapak blok M, ada yang
aneh-aneh aku biasanya beli.”
Post a Comment